Sabtu, 16 Februari 2013

[FF] Still Waiting You

Title : Still Waiting You

Author : Teko a.k.a Riri

Starring : the kiddie

pairring : yusei and sorao

Genre/rate : angst/PG 15

Disclaimer : they aren't mine but I'm the own of this story line!!



check this out ^_^



Summary :

“apa salahnya menjadi anak tiri? Apa itu terlalu buruk untuk menjadi saudara? Aku sangat menyayangi niisan meskipun kami saudara tiri, ku ingin terus berada disampingnya walau ku tau, ia sangat membenciku”

---------------------------------------------------------------

“setelah salju mencair akan menjadi apa?”

“hmm apa yah? Mungkin menjadi air. Mengapa niisan bertanya seperti itu?”

“salju yang mencair akan berubah menjadi musim semi”

Itu saat-saat yang sangat kurindukan sekarang berada dalam pangkuan seseorang, sosok niisan yang ku banggakan berada sangat dekat denganku tapi itu sebelum ia mengetahui semuanya.



Kami dulu adalah sepasang saudara yang sangat akrab, aku sangat menyayangi niisan ku karena hanya dia yang selalu berada disampingku dibanding ayah dan ibu. Pembicaraan orang tua kami yang mengatakan bahwa sorao-nii adalah hanya anak angkat menjadikan kehidupanku dan niisan berubah.



Sorao-nii berubah menjadi pribadi yang dingin seakan tak peduli dengan alam sekitar dan hatinya membeku bagaikan es abadi yang tak akan bisa mencair lagi. Walau ku selalu mencoba tuk mendekatinya, namun selalu gagal, ia sudah tidak mau mengenaliku lagi. Sosok seorang niisan yang dulu sangat hangat dimataku kini telah hilang. Ku sangat membenci semua orang yang membuat niisan ku menderita, aku tak akan memberikan ampun pada mereka yang sudah menyakitinya, tak terkecuali orang tuaku sendiri karena aku sangat mencintainya.



#!#!#!#!#!



“jadi selama ini kalian menyembunyikan hal itu padaku? Mengapa kalian melakukan itu?” perseteruan niisan dengan orang tuaku menjadi hiasan setiap tidurku, aku yang hanya bisa bersembunyi dan menahan tangis ketika melihat niisan sangat sedih dan tak percaya mendengar hal itu, tidak bisa berbuat apa-apa hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari rumah.

Kucoba tuk menahannya namun tubuhku terhempas setelah ia mendorongku. Aku tak akan membiarkannya sendirian, karena semua itu salah mereka! Salah orang tuaku!



#!#!#!#!#!



Kini ku tak tau sorao-nii berada dimana. Ku hanya bisa menunggu dan menunggu hingga ia kembali kerumah yang memliki banyak kenangan bersama sorao-nii.

Setiap hari ku selalu mengirim email kepadanya dan berharap ia akan membacanya. Sesekali ia menjawab email ku namun ia tak pernah memberitahu dimana dia tinggal sekarang.



#!#!#!#!#!

“semua ini salah mereka! Anadaikan mereka tidak berbicara itu mungkin hal ini tak akan terjadi” gumamku dalam hati dengan kesal. Entah bagaimana keadaannya disana, sorao-nii pasti sangat sedih dan terpuruk dalam kegelapan, ku ingin menjadi cahaya yang menerangi hatinya, ku ingin kembali di masa saat kami tertawa dan bermain bersama. Taman yang selalu kami datangi bersama, kini tak lagi memberikan keceriaan padaku. Ku menangis menyesali mengapa aku tidak bisa menahannya untuk tidak pergi.

“yusei”

Ku mendengar sayup-sayup suara seakan memanggilku dari kejauhan, kucoba tuk memfokuskan siapa orang yang memanggilku. Ternyata ia adalah ibuku, ia menyuruhku untuk pulang karena ada sesuatu yang pasti akan membuatku senang dirumah.

‘apakah itu sorao-nii? Apa sesuatu yang membuatku senang itu adalah kedatangannya?’ hatiku bertanya-tanya.



Dugaanku salah besar, sesuatu yang menungguku dirumah adalah kabar bahwa orang tuaku akan mengirimkan aku ke prancis untuk sekolah musik disana, tanpa membicarakan ini padaku sebelumnya, mereka seenaknya memutuskan sendiri, ini sangat tidak adil! Aku tidak mau! Batinku sangat kesal.

“bagaimana dengan sorao-nii? Apa kalian sudah melupakaannya?”

“sorao telah memutuskan untuk pergi” ucap ayah dengan ketus seperti menyimpan dendam karena kepergian niisan.

“aku benci kalian! Aku benci karena kalian yang menyebabkannya pergi dan sekarang ia juga membenciku!” ku teriak hingga membuat seisi rumah mendengar dan ku lari menuju kamar lalu membanting pintu dengan keras. Ku tutup wajah dengan bantal bersama airmata yang terus mengalir. ‘apa mereka telah benar-benar melupakannya? Melupakan bahwa mereka memiliki satu anak lagi yang sekarang entah tinggal dimana’ itulah yang ada dipikiranku sekarang sambil memegang foto niisan yang selalu ada dalam dompetku.



Sampai kapanpun aku tak akan meninggalkan kota ini, aku akan berada disini hingga aku bisa bertemu dengannya. Aku akan selalu menyayanginya tak peduli seberapa pun bencinya kepadaku karena aku sangat mencintainya ..

I’ll always in here and still wating you..



thanks for read ^^

---------------------------------------

i knew it little bit weird. Because this is the first fanfict that i made!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar